Membentuk Pendidikan yang Mendidik

Sejarah manusia adalah manuskrip yang tidak akan pernah pudar hingga akhir zaman nanti. Manusia berkembang atas dasar kemauan dan kemampuannya sendiri dalam membentuk suatu peradaban. Kita yakini bahwa peradaban manusia sudah ada sejak dunia ini ada dan kita tidak bisa menghitung kapan manusia ada pertama kali dan pada tahun berapa peradaban manusia mulai terbentuk. Apakah semua itu ada secara tiba-tiba? Tentunya tidak karena manusia memiliki akal sejak ia dilahirkan. Orang zaman sekarang meyakini peradaban manusia zaman dahulu tidak boleh diangap remeh, bahkan diakui bahwa peradaban manusia dahulu bisa lebih maju dari era sekang. Lagi-lagi apakah itu suatu kebetulan kalau manusia zaman dahulu bisa memiliki peradanan semaju itu? Lihat saja Borobudur, Majapahit, Prambanan, Situs Gunung Padang, dan masih banyak lagi. Itu semua adalah hasil olah pikir manusia yang memanfaatkan kalnya untuk membangun suatu peradaban yang sampai sekarang hasil bendanya masih bisa kita nikmati sebagai obyek wisata. Jadi memang kemajuan peradaban manusia tidak bisa lepas dari akal yang digunakan sebagai material awal manusia bisa merumuskan sesuatu hal besar seperti membangun peradaban.

Mengapa akal menjadi pondasi penting bagi peradaban manusia? Apakah kekuatan fisik tidak memiliki andil lebih dari sejarah manusia. Contoh yang di atas sudah disebutkan sebagai hasil dari peradaban manusia zaman dahulu seperti candi Borobudur, apakah itu tidak mengunakan kekuatan fisik manusia? Ini adalah tugas kita bersama dalam membangun perdaban manusia modern yang cinta akan perkembangan teknologi dan informasi, namun juga mencintai hasil pikiran orang zaman dahulu yang sudah diakui maju. Bagi saya peradaban yang akan membawa manusia kepada sejarah yang akan ditulis dimasa yang akan datang adalah peradaban yang lahir dari akal dan pikiran. Lembaga sekolah, kampus atau Universitas akan menjadi tempatnya akal manusia untuk membangun peradaban yang lebih dari yang sudah ada saat ini. Bicara peradaban maka kita akan bicara tentang anak bangsa yang lahir sebagai kunci yang akan membangun bangsa ini menuju bangsa yang memili karakter yang tidak akan pernah disamai oleh bangsa lainya. Setiap anak bangsa adalah emas yang akan selalu ditambang dan digali oleh pra orang tua yang mengginginkan anaknya menjadi orang yang memiliki pikiran yang pandai. Bukan hanya orang tua namun lembaga atau sekelas Universitas akan memyediakan ruang bagi anak bangsa inin untuk mengembangkan akal pikiranya.

Para pembaca yang berbahagia, kita harus mempercayai bahwa bangsa kita akan menjadi bangsa yang maju bangsa yang akan memiliki peradaban yang lebih besar dari bangsa lainnya. Tugas bagi orang tua dan para pemangku kebijakan sekaligus kampus dan lembaga-lembaga sekolah harus memberikan ruang seluas-luasnya bagi keberlangsungan generasi emas ini agar kelas mampu membawa bangsa ini kepada cita-cita awalnya yaitu menjadi bangsa yang maju dengan peradaban dan pendidikannya. Mengubah trend buruk yang menjadi stempel bangsa yang tertinggal harus mulai kita perbaiki sejak dini. Ini adalah tanggungjawab bersama dalam membangun kualitas pendidikan yang besar. Pengaruh perkembangan zaman memang tidak bisa kita hindarkan dari  pergaulan anak-anak, memberikan batas kepada mereka untuk berada pada koridor yang telah ada adalah tanggungjawab semua pihak terutama orang tua.

Namun untuk memberikan pengalaman yang diluar orang tua setiap anak harus mampu mengontrol dirinya untuk bisa menyaring hal-hal baik dan membuang hal-hal buruk terutama pada pergaulan anak. Peran lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam membangun mental dan konsep berpikir anak, ini adalah salah satu dasar yang bisa diberikan agar generasi muda ini bisa memiliki pandangan yang luas terhadap hal-hal yang ada pada media masa nasional maupun internasional. Berangkat dari sinilah generasi muda ini akan diberikan bekal yang akan membantu mereka kedepanya untuk bisa dikembangkan. Membangun peradaban pendidikan bangsa ini harus dimulai dengan membangun peradaban yang tidak malas berpikir, peradaban yang harus mengedepankan mentalitas akal generasi muda untuk berani menutarakan pandagan dan pendapatnya terhadap suatu hal. Lembaga penyedia pendidikan tidak bolek mengekang generasi muda ini untuk bisa berkreatifitas, biarkan mereka menggunakan pikiranya untuk kreatifitas yang memang itu baik maka harus kita dukung penuh. Karena dengan memulai membangun peradaban pikiran manusia maka peradaban pendidikan akan bisa dibangun sebagai jalan terjal sejarah perkembangan peradaban bangsa Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malas Itu Dosa?

Melihat Fenomena Ultraman Pada Generasi Muda